SELAMAT DATANG DI TANJAB BARAT Today, KAMI AKAN MENYAJIKAN BERITA_BERITA AKURAT MENGAI PANTAI TIMUR PROPINSI JAMBI> MOHON MAAF ATAS KEKURANG NYAMANAN ANDA KARENA WEBSITE KAMI MASIH DALAM PERBAIKAN

07 Januari, 2009

Nasib"Oemar Bakri" Di Jaman Modren

Oleh Anonim*
Ternyata kisah seorang guru yang mengajar dengan sepeda ontelnya dengan kehidupan pas-pasan yang dikenal bernama Oemar Bakri, bukan hanya kisah yang terjadi di jaman dahulu kala, disaat bangsa ini masih mulai berkembang.

Namun, di jaman modren saat ini, disaat berbagai barang-barang meningkat. Bahkan pembangunan gedung sudah berada dimana-mana, tetapi nasib "Oemar Bakri" masih sama seperti dulu dan tak mengalami peningkatan dari segi ekonomi dan pendapatan.

Padahal Undang-undang pendidikan di negeri ini, telah membuat para "Oemar Bakrie-Oemar Bakri" ini harus meningkatkan pendidikannya, minimal harus D2 atau Sarjana Satrata Satu baru dapat mengajar. Namun kenyataanya kesejahtraan para Oemar Bakri ini tak pernah dihiraukan. Ironisnya lagi, sejumlah daaerah di Indonesia saat ini masih butuh banyak tenaga pengajar.

kendati, tantangan di dunia pendidikan semakin berat, baik dari segi siswanya yang mulai nakal-nakal (sehingga kalu dipukul lapor polisi) hingga pendapatannya yang kurang untuk memenuhi hak layak hidup.

Kita berikan contoh saja di Kabupaten Tanjung Jabung Barat salah satu Kabupaten yang berada di pantai timur propinsi Jambi ini. dari data yang kami himpun dari beberapa sekolah Negeri di Kota Kualatungkal guru yang mengajar dalam 1 jam pelajaran (45 menit,red) hanya di hargai Rp.2500, yah memang di catatan sekolah Rp 15.000 perjamnya, tetapi kenyataannya nominal itu hanya dihitung dalam seminggu bukan sebulan (Nggak masuk akal kan? sama dunk...!!!. Tapi ini valid kok, silahkan saja cek), nilai itu kalu kita hitung 1 guru mendapat 10 Jam saja dalam seminggu baru 150 ribu yah itulah gajinya sebulan dari sekolah (untuk apa nominal itu?) Memang kalau kita nilai sungguh nilai yang sangat kecil dan apabila dibandingkan uang jajan anak muridnya jauh lebih kecil, karena biasanya anak murid setingkat SMP aja minimal kaalu di Kota Sekelas Kualatungkal diberi Uang Jajan paling kecil Rp.10.000.

Lantas apakah ini manusiawi? jawabannya simple saja sungguh tak manusiawi, seorang guru yang belajar hingga mendapat gelar S1 menghabiskan banyak uang, juga berpikir agar anak didiknya pinter dapat lulus UN tetapi gajinya segitu, (yah mana bisa). Makanya di Tanjab Barat ini tak heran kalu masuk banyak siswanya yang tak lulus UAN. (bersambung ye.............)

* Pengamat Pendidikan di Tanjung Jabung Barat

5 komentar:

^SM^ mengatakan...

Nasip para guru patut di perjuangkan, kesejahteraannya perlu di perjuangkan, usulan buat pemerintah, ambil uang dari para koruptor alihkan untuk kesejahteraan guru.

Fuadi Daud mengatakan...

saya sangat sayang sama guru sma saya...

bos mo nanya pake apa tuh ko bisa gesar - geser gambarnya? (pake carousel yah?)

minta kodenya donk, klo boleh.. :D

Arian Riza mengatakan...

hehe

Anonim mengatakan...

he3 jangan salahkan kalo ada guru yg ngojek, buka warung nasi + jual buku pelajaran he3

yasin mengatakan...

Betullah kata awaktu. memang guru harus diperhatikan tanpa mereka pendidikan tidak akan maju.... tanpa pendidikan yang maju, manusia dan Negeri ini tak akan maju-maju.

Maka kita akan menjadi bangsa yang tertinggal dari bangsa yang lebih menghargai gurunya.

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Mengenai Tulisan ini

Labels

Pengikut

Free Blog Templates

 

Template by NdyTeeN